Maraknya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang berdampak pada kabut asap mulai berdampak pada aktivitas masyarakat di Kalimantan Barat. Terdapat pula surat edaran yang menyebutkan bahwa kondisi udara yang kurang sehat akibat pencemaran kabut asap dengan kondisi tidak sehat.
Jarak pandang juga mengalami penurunan akibat kepulan kabut asap yang semakin tebal. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Supadio Pontianak, mengungkapkan terdapat 643 titik panas yang tersebar di wilayah Kalimantan Barat. BMKG Supadio Pontianak juga memprediksikan pada 19 hingga 20 September 2019 hujan akan mulai turun di sebagian wilayah Kalbar bagian utara. Dan pada 21 hingga 22 September 2019, diperkirakan hujan akan turun di hampir seluruh wilayah Kalbar dengan intensitas ringan hingga sedang.
BMKG juga mengidentifikasi terdapat perubahan kondisi atmosfer yang cukup signifikan. Perubahan kondisi atmosfer tersebut berupa peningkatan desakan massa udara kering dari wilayah barat Indonesia. Penguatan desakan massa udara kering dapat mengakibatkan daerah massa udara basah yang sebelumnya cenderung meluas di wilayah Indonesia bagian selatan kini cenderung meluas ke wilayah Indonesia bagian barat. Selain itu, daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) akan terbentuk memanjang di Aceh, Sumatra Utara, Riau, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Barat. Keberadaan daerah konvergensi dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di kalimantan Barat dan Sumatra dalam sepekan.
Comments