Dr. Nella Yantiana, SE. MM., Ak, CA, CMA
selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNTAN menyampaikan bahwa,
“Akuntansi keuangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang penyusunan laporan keuangan yang bermanfaat bagi user internal dan eksternal. Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) sehingga menghasilkan informasi yang transparan dan akuntabilitas.”
Dengan disampaikannya berkenaan akuntansi keuangan tersebut menunjukkan bahwa laporan keuangan yang merupakan hasil dari mempelajari akuntansi keuangan tidak hanya bermanfaat untuk user internal namun juga eksternal. Lebih lanjut, laporan keuangan yang diperuntukkan untuk user eksternal tentu memerlukan SAK agar dapat menyeragamkan dalam penyusunan laporan tersebut. Dengan adanya SAK, diharapkan laporan keuangan yang dihasilkan tidak hanya menghasilkan informasi yang transparan, namun juga memiliki akuntabilitas.
“Diharapkan mahasiswa belajar akuntansi secara menyeluruh seperti akuntansi keuangan, akuntansi manajemen dan lainnya yang memiliki keterkaitan satu dengan lainnya. Selain hal tersebut, mahasiswa dituntut mengikuti perkembangan akuntansi dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 dan society 5.0.”
Pesan tersebut menyiratkan bahwa mahasiswa tidak terpaku belajar akuntansi dalam suatu kajian saja, namun juga perlu untuk mempelajari secara menyeluruh dengan kajian akuntansi lainnnya agar dapat pemahaman menyeluruh berkenaan manfaat yang dipelajari dalam bidang akuntansi. Selanjutnya, pesan tersebut mengingatkan bahwa mahasiswa harus melek teknologi dikarenakan tuntutan akuntansi perkembangan akuntansi dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 dan society 5.0.
Kieso et al (2018) mendifinisikan akuntansi sebagai suatu sistem dengan input data/informasi dan output berupa informasi dan laporan keuangan yang bermanfaat bagi pengguna internal maupun eksternal entitas.
Akuntansi menghasilkan informasi keuangan tentang sebuah entitas. Informasi keuangan yang dihasilkan oleh proses akuntansi disebut laporan keuangan. Laporan keuangan dapat digunakan untuk tujuan umum maupun untuk tujuan khusus. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar merupakan bentuk laporan keuangan untuk tujuan umum (general purposes financial statement). Penyusunan laporan keuangan untuk tujuan umum dan ditujukan kepada pihak eksternal, merupakan bagian dari akuntansi keuangan.
Akuntansi keuangan berorientasi pada pelaporan pihak eksternal. Beragamnya pihak eksternal dengan tujuan spesifik bagi masing-masing pihak membuat pihak penyusun laporan keuangan menggunakan prinsip dan asumsi-asumsi dalam proses penyusunan laporan keuangan. Untuk itu diperlukan standar akuntansi yang dijadikan pedoman baik oleh penyusun maupun pembaca laporan keuangan. Laporan yang dihasilkan dari akuntansi keuangan berupa laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement). Laporan keuangan bertujuan umum adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan. Laporan keuangan untuk tujuan umum disusun berdasarkan data dan informasi yang telah terjadi sehingga lebih berorientasi pada data dan historis.
Ruang lingkup akuntansi keuangan :
A. Standar Akuntansi Keuangan (SAK):
SAK. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK).
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro kecil dan menengah (SAK EMKM)
Standar Akuntansi Keungan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Sebagai contoh, pada BPR dan PDAM.
Standar Akuntansi Syariah Sebagai contoh, pada perbankan syariah.
B. International Financial Reporting Standard (IFRS)
C. Penyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
Sebagai contoh; penerapan PSAK 71 Instrumen Keuangan
D. Pelaporan (Reporting)
Corporate Social Responsibiality (CSR) Reporting
Pelaporan Berkelanjutan (Sustainaibility reporting)
Pelaporan Terintegrasi (Intergrated Reporting)
Pelaporan Keanekaragaman Hayati (Biodiversity Reporting)
Pelaporan Segemen dan Interim
E. Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosures)
Intellectual Capital Disclosures
Human Capital Disclosures
F. Perpajakan.
G. Good Corporate Governance (GCG).
H. Pasar Modal.
I. Financial Distress.
J. Manajemen Laba
Sedangkan isu-isu kontemporer dalam akuntansi menurut Rankin etl al (2012) adalah sebagai berikut;
A. Standar Akuntansi Keuangan
B. Corporate Governance
C. Akuntansi dan penelitian pasar modal
D. Manajemen laba
E. Fair Value Accounting
F. Akuntansi Keberlanjutan dan Lingkungan
G. Akuntansi Internasional
H. Kegagalan perusahaan
Konsentrasi Program Studi S1 Akuntansi
mempunyai Konsentrasi Peminatan AKUNTANSI KEUANGAN :
Secara mandiri, mampu menyajikan Laporan Keuangan secara lengkap untuk berbagai bentuk entitas (Jasa, Dagang) dan berbagai jenis entitas (komersil, pemerintah dan sosial), sesuai SAK dan SAK ETAP (LSP-DASAR) Melalui supervisi, mampu mengelola portofolio investasi Melalui supervisi, mampu menyajikan Laporan Keuangan kombinasi secara lengkap untuk hubungan kantor pusat dan cabang (dalam dan luar negeri).
Secara mandiri, mampu menentukan prinsip, konsep, metode, dan teknik serta Kriteria-kriteria akuntansi keuangan lainya dalam menyajikan laporan keuangan yang berkualitas. Melalui supervisi,mampu menyajikan Laporan Keuangan Konsolidasi hubungan Induk-Anak, baik dalam maupun luar Negeri.
Secara mandiri, mampu menganalisis dan menginterpretasikan hasil Laporan Keuangan entitas Perusahaan Komersil, Lembaga Pemerintahan dan Lembaga Keuangan Syariah. Melalui supervisi, mampu menyajikan Laporan Keuangan secara lengkap Untuk entitas perusahaan manufaktur.
Akuntansi keuangan berkaitan dengan kemampuan kita menjadikan, membahas menginterprestasikan, serta menganalisis laporan keuangan. Baik laporan keuangan satu perusahan maupun laporan keuangan berbandingan. Harapannya apa seperti dimaksud yaitu secara mandiri mampu menerapkan tugas akuntansi keuangan seperti diatas. Pada intinya kemampuan akuntan keuangan adalah mampu menyajikan laporan keuangan yang dapat dengan mudah di interprestasikan oleh pengguna laporan keuangan. Untuk Supervisi itu sendiri kan melakukan apa namanya seperti pengecekan kembali atau evaluasi dari top up ke bawah top up dari atas ke bawah jadi kalau kita mengasumsikan bahwa pengguna laporan keuangan itu adalah top bagian top maka manajer perusahaan itu adalah bagian bawahnya jadi portofolionya sebagaimana dia membandingkan beberapa laporan keuangan dari perusahaan sejenis di mana dari laporan keuangan dari perusahaan sejenis itu bisa dibandingkan jadi sesuai dengan prinsip akuntansi dapat dibandingkan antara satu dengan yang lainnya dari perbandingan 1 dengan yang lain jadi perusahaan dapat mengambil sebuah keputusan dalam investasi.
Menyajikan kombinasi secara lengkap adalah laporan keuangan di anak perusahaan dengan induk perusahaan itu digabungkan nah biasanya disebut dengan laporan keuangan konsolidasi dengan cara menggabungkan antara laporan keuangan pada anak perusahaan dengan laporan keuangan pada perusahaan pusat. Lebih detailnya nanti akan ada pada materi akuntansi keuangan lanjutan pada mata kuliah yang akan membicarakan tentang akuisisi tentang mengkombinasikan atau yang disebut sebagai konsolidasi laporan keuangan antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya.
Akuntansi keuangan (financial accounting) merupakan bidang akuntansi yang menyajikan informasi keuangan yang terutama ditujukan kepada pengguna eksternal atau pihak luar perusahaan. Pihak luar perusahaan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya terdiri atas berbagai pihak yang berkepentingan, meliputi: pemegang saham, calon pemegang saham, kreditur, pemerintah, dan lain sebagainya. Informasi ini juga digunakan oleh pimpinan tertinggi perusahaan (executive management) sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Informasi keuangan tersebut merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen perusahaan kepada pemilik perusahaan atau pemegang saham.
Berbagai pihak luar yang berkepentingan atas informasi keuangan yang dihasilkan oleh bidang akuntansi keuangan adalah pihak yang tidak terlibat secara langsung dalam operasi perusahaan, maka informasi yang disajikan harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan disajikan dalam suatu cara yang sama. Untuk itu perlu pedoman atau standar yang mengatur penyusunan laporan keuangan agar terdapat kesatuan pemahaman dari pengguna informasi keuangan tersebut sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam menginterpretasikan dan mengambil keputusan-keputusan ekonomi. Pedoman atau standar ini disebut prinsip-prinsip akuntansi berterima umum (generally accepted accounting principles) di Indonesia dikenal dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Prinsip-prinsip akuntansi ini merupakan konsep, standar, dan prosedur yang harus diikuti oleh badan usaha dalam menyusun laporan keuangan yang khususnya ditujukan kepada pengguna eksternal atau pihak luar. Akuntansi Komersil (Akuntansi untuk perusahaan tujuan profit oriented) sedangkan Akuntansi Sektor Publik (akuntansi untuk Pemda, Koperasi, Yayasan dan lainnya yang tujuan awalnya non profit oriented).
Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Di Indonesia
Standar Akuntansi Keuangan
Standar Akuntansi keuangan (SAK) digunakan untuk entitas yang memiliki akuntabilitas publik yaitu entitas tercdaftar atau dalam proses pendattaran di pasar modal àtau entitas fidusia (yang menggunakan dana masyarakat seperti asuransi, perbankan, dan dana pensiun). Standar ini mengadopsi IFRS mengingat Indonesia, melalui LAL, telah menetapkan untuk melakukan adopsi penuh IFRS nmulai tahun 2012. Adopsi penuh IFRS bukan berarti indonesia tidak memiliki standar sendiri dan menggunakan secara langsung IFRS. Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) tetap melakukan proses penerjemahan IFRS ke dalam bahasa Indonesia. Selain diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, DSAK juga melakukan analisis apakah IFRS dapat diterapkan di lndonesia dan sesuai dengan kondisi hukum dan bisnis yang ada. Jika diperlukan, DSAK akan membuat pengecualian penerapan IFRS atau sebaliknya menambahkan aturan dalam standar. Penjelasan penambahan dan pengurangan dari IFRS dari tiap standar yang diadopsi dapat dilihat pada bagian yang diterbitkan. Informasi ini penting untuk pemakai sehingga dengan cepat dapat mengetahui perbedaan IFRS dan PSAK.
Menurut IAI (2018), Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Dewan Standar Akuntansi Syariah Ikatan Akuntan Indonesia serta regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya.
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) digunakan untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dalam menyusun laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financiial statement). Standar ETAP lebih sederhana dan tidak banyak perubahan dari praktik akuntansi yang. Saat ini berjalan. Contoh penyederhanaan daam standar ETAP adalah sebagai berikut.
Tidak ada laporan laba rugi komprehensif. Pengaruh laba komprehensif disajikan dalam laporan perubahan ckuitas atau komponen ekuitas dalam laporan posisi keuangan.
Penilaian untuk aset tetap, aset takberwujud, dan properti investasi setelah tanggal perolehan hanya menggunakan harga perolehan, tidak ada pilihan menggunakan nilaj revaluasi atau nilai wajar.
Tidak ada pengakuan liabilitas dan aset pajak tangguhan, beban pajak diakui sebesar jumlah pajak menurut ketentuan pajak
International Financial Accounting Standard (IFRS)
IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Dalam penyusunannya, International Accounting Standards (IAS) melibatkan empat organisasi utama dunia yakni Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasional (IFAC).
Awalnya, IFRS merupakan perkembangan dari standar akuntansi global yang ditujukan untuk mendorong penggunaan standar akuntansi global dengan kualitas tinggi yang dipelopori oleh IASB yang dahulu bernama Komisi Standar Akuntansi Internasional (AISC). Kini, setelah berhasil diterbitkan, IFRS adalah sistem yang dipakai oleh sebagian besar negara baik dalam mengelola bisnis nasional maupun internasional. Di Indonesia sendiri, saat ini telah mengadopsi IFRS. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan bagian dari IFAC yang mewajibkan anggotanya untuk mematuhi Statement Membership Obligation (SMO), sehingga Indonesia harus menjadikan IFRS sebagai salah satu standar akuntansinya.
Standar Akuntansi Syariah
Standar Akuntansi Syariah (SAS) adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Syariah yang ditujukan untuk entitas yang melakukan transaksi syariah baik entitas lembaga syariah maupun lembaga non syariah. Pengembangan SAS dilakukan dengan mengikuti model SAK umum namun berbasis syariah dengan mengacu kepada fatwa MUI. DSAK dibentuk di Jakarta pada kongres ke-8 IAI pada tahun 1998. Saat ini, Standar Akuntansi Keuangan Syariah di Indonesia menggunakan PSAK 101 (2014). SAK Syariah tersebut menggantikan SAK Syariah yang disahkan tahun 2002 dan menyempurnakan SAK tahun 2007 dan 2011.
Dasar pembuatan SAK Syariah ini bersumber pada Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 282-283. Ayat tersebut menjabarkan prinsip pencatatan laporan keuangan yang menggunakan konsep kejujuran, keadilan dan kebenaran. Pembuatan SAK Syariah ini mengikuti perkembangan ekonomi islam di dunia. Perkembangan tersebut menciptakan lingkungan ekonomi dan pasar baru yang berbasis syariah.
Ada beberapa jenis standar pelaporan keuangan berbasis syariah berdasarkan jenis transaksinya yang sudah dibuat oleh DSAK Syariah Indonesia. Beberapa diantaranya adalah:
PSAK 102 Akuntansi Murabahah
PSAK 103 Akuntansi Salam
PSAK 104 Akuntansi Istisna’
PSAK 105 Akuntansi Mudharabah
PSAK 106 Akuntansi Musyarakah
PSAK 107 Akuntansi Ijarah
PSAK 108 Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah
PSAK 109 Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah
Daftar Rujukan
Dunia, F. A., & Abdullah, W. (2012). Akuntansi biaya. Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2018). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
Kieso, D. E., Wetgandt, J, J., & Warfield, T, D. (2018). Intermediate Accounting IFRS Edition. Third Edition. New Jersey: John Wiley & Sons.
Martani, D., Siregar, S. V., Wardhani, R., Farahmita, A., & Tanujaya. (2016). Akuntansi Keuangan Berbasis PSAK. Jakarta: Salemba Empat.
Rankin, M., Stanton, P., McGowan, S., Ferlauto, K., dan Tilling, M. (2012). Contemporary Issues in Accounting. Singapore: John Wiley & Sons.
Commentaires